[Lensa] Blogger Solo Kopdar
Selamat Datang Umar dan Terima Kasih "Super Bunda"
Penantian keluarga kami selama 9 bulan akhirnya terselesaikan. Penantian menunggu kelahiran putra pertama kami terbalas pada 24 November 2008, sekitar pukul 8.45 WIB, dengan lahirnya bayi mungil kami di Rumah Sakit Fatimah, Cilacap.
Bukan proses yang mudah, ternyata, seorang manusia bisa lahir. Perlu kerja sama yang baik antara ibu, suami, dan tenaga perawat yang membantu kelahiran, agar bayi bisa lahir dengan selamat. Sempat istri saya tidak kuat untuk mengejan dalam persalinan. Saya bisa memaklumi hal tersebut, karena semalaman dia tidak bisa tidur merasakan sakitnya perut yang begitu hebat. Saya hanya bisa istighfar melihatnya.
Kronologisnya, malam hari menjelang kelahiran, 23 November 2008, istri saya merasakan rasa mulas seperti orang ingin buang air besar. Sejak pukul 22.00 WIB hingga keesokan harinya, dia tidak pernah lepas dari rintihan kesakitan. “Ya Allah, maafkan dosa-dosanya dengan sakit yang dirasakannya,” batin saya.
Bidan yang berjaga malam itu mengatakan sudah terjadi bukaan pertama. Entah karena mungkin anak pertama, bukaan jalan lahir tetap pada posisi pertama sekalipun jarum telah menunjuk pukul 7 pagi keesokan hari. Penderitaan istri saya makin hebat. Setiap dia merasa mulas, keinginannya untuk mengejan harus ditunda sampai jalan lahir terbuka 10 centi. Begitu kata bidan.
Akhirnya sekitar pukul 8.20 WIB sang dokter datang. Jalan lahir istri saya sudah terbuka 7 sampai 8 centi. Dokter pun mengambil alih tugas bidan. Istri saya diperbolehkan mengejan untuk mengeluarkan si bayi.
Perjuangan belum berakhir. Rasa capek dan lemas yang dialami istri saya, membuatnya kurang kuat untuk mengejan. Bayi pun tidak bisa segera keluar. Melihat kondisi istri sudah kepayahan, dokter menyarankan saya untuk melakukan operasi vakum. Si bayi nantinya disedot dengan sebuah alat vakum. Saya menyetujuinya. Segera saya tandatangani pernyataan kesediaan operasi.
Alat vakum pun diambil. Dokter meletakkan ujung vakum ke kepala bayi. Alat pun dihidupkan. Begitu posisi sedot vakum sudah mantap, bayi pun ditarik dan akhirnya, “Oeek...oeeekkk...”, tangis anak pertama kami menggelegar di ruangan. “Alhamdulillah...Alhamdulillah,” ucap kami tidak hentinya memuji kebesaran Allah. Seketika air mata saya keluar tidak terbendung.
Kini istri dan anak saya sudah berada di rumah. Mereka dalam kondisi yang sehat. Kepada istriku, ayah hanya bisa bilang terima kasih dan engkaulah “Super Bunda” di keluarga kita. Untuk anakku, Umar Abdul Aziz, jadilah anak sholih dan bermanfaat bagi sekitarmu. Amin.
Lowongan Zaman Kompeni: Kowe Mahu Kerdja?
DAG INLANDER,…..HAJOO URANG MELAJOE,…KOWE MAHU KERDJA??? GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLU KOWE OENTOEK DJADI BOEDAK ATAOE TJENTENK DI PERKEBOENAN-PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE JIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI BERIKOET:
2. Kowe poenja njali gede
3. Kowe poenja moeka kasar
4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak- pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.
6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.
7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.
KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS :
2. Angkat badan liwat 30 kali
3. Angkat peroet liwat 30 kali
Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja. Kowe nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Batavia en Riaoeeiland.
Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :
1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
2. Istirahat siang 1 uur.
3. Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago. Haastig kalaoe kowe mahoe.
Pertanggal 31 Maart 1889 Niet Laat te Zijn Hoor.. Batavia 1889 Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor Generaal H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij
Masakan Ndeso Kini Makin Digemari
-->
-->
“Awalnya saya merintis pada tahun 1975. Waktu itu saya melayani para pekerja bangunan di depan kantor polisi Laweyan (Solo –red). Sampai 1980 saya melayani pekerja bangunan. Pada 1981, saya mulai melayani polisi dan tentara. Akhirnya saya membuka warung makan ini pada 1987,” ujar Karsini yang membuka usaha di jalan Dr. Radjiman, Solo.
“Pada waktu itu (pertama buka –red), pelanggan saya kebanyakan sales. Seiring perjalanan usaha, konsumen saya akhirnya banyak orang yang berdasi,” ujar Karsini bangga.
“Saya orangnya fair. Saya punya prinsip begini; kepintaran dan ilmu itu bisa ditiru (dipelajari –red). Tapi rezeki itu datangnya dari Allah. Walaupun banyak pesaing di sekitar saya, monggolah. Yang penting saya harus bekerja dengan baik,” pungkas Karsini optimis. (LiputanOne)
[Santai] 21 Alasan Harus Merokok
Barangkali kita termasuk orang anti dengan rokok. Namun bagi perokok, kita juga menjadi orang paling menyebalkan buat mereka. Iyalah, mereka tidak leluasa merokok gara-gara kita menutup hidung atau terbatuk-batuk karena menjadi perokok pasif. Sejenak kita coba dengarkan berbagai alasan mereka "mewajibkan" merokok berikut:
1. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif, maka untuk mengurangi resiko tersebut aktiflah merokok.
2. Menghindarkan dari perbuatan jahat karena tidak pernah ditemui orang yang membunuh, mencuri ,dan berkelahi sambil merokok
3. Mengurangi resiko kematian. Dalam berita, tidak pernah ditemui orang yang meninggal dalam posisi merokok.
4. Berbuat amal kebaikan. Kalau ada orang yang mau pinjam korek api paling tidak sudah siap atau tidak mengecewakan orang yang ingin meminjam.
5. Baik untuk basa-basi atau keakraban. Kalau ketemu orang ,misalnya di halte, kita bisa tawarkan rokok. Kalau basa-basinya menawarkan uang
6. Memberikan lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter, pedagang asongan, pembuat asbak, pabrik kemasan dan perusahaan obat batuk.
7. Bisa untuk alasan untuk tambah gaji karena ada pos untuk rokok dan resiko baju berlubang, kena api rokok.
8. Bisa menambah suasana pedesaan bagi ruangan ber AC dengan asapnya, sehingga seolah-olah berkabut.
9. Menghilangkan bau wangi-wangian ruang bagi yang alergi bau parfum.
10. Kalau mobil mogok karena busi ngadat tidak ada api, maka sudah siap api.
11.Membantu program KB dan mengurangi penyelewengan, karena konon merokok bisa menyebabkan impoten.
12. Melatih kesabaran dan menambah semangat pantang menyerah. Bagi pemula merokok itu tidak mudah; batuk-batuk dan tersedak tapi tetap diteruskan (bagi yg lulus).
13. Untuk indikator kesehatan. Biasanya orang yang sakit pasti dilarang dulu merokok. Jadi yang merokok itu pasti orang sehat.
14. Menambah kenikmatan sore hari saat minum kopi dan makan pisang goreng. Sungguh nikmat. Apalagi ditambah merokok !
15. Tanda kalau hari sudah pagi, kita pasti mendengar ayam merokok. Eh berkokok ding.
16. Anti maling, suara perokok batuk berat di malam hari mujarab untuk mengusir penjahat.
17. Membantu shooting film keji. Rokok digunakan penjahat buat nyundut jagoan yang terikat di kursi. "Hahaha penderitaan itu pedih Jendral..!!! " kata penjahat.
18. Film cowboy pasti lebih
19. Teman boker (ups-BAB) yang setia
20. Sebagai pengganti pelubang kertas saat emergency
21. Membuat awet muda, karena konon orang yang merokok berat belum sampai tua udah mati duluan kena kanker paru-paru. Fakta lain, sekitar 30% orang meninggal dunia karena merokok. Berarti yang 70% meninggal karena tidak merokok. Nah lo.
Perhatian: Tulisan ini hanyak joke semata. Dilarang marah karena akan membuat rambut Anda memutih. Maaf kalau pernah baca.hehe
Berharap “Keajaiban” Jalur Tol
Keresahan melanda hati Muhjarot, 32 tahun. Warga Kebon Agung RT.03/IV Ngesrep, Ngemplak,Boyolali, ini, was-was dengan berita yang santer terdengar di desanya. Rumahnya, yang sekaligus menjadi tempat usaha bengkel sepeda, menjadi jalur proyek jalan tol Semarang-Solo. Akibatnya, penghasilan utama yang dimilikinya akan hilang bila rumahnya ikut tergusur.
Jarot, panggilan akrab Muhjarot, harus menanggung empat anggota keluarga termasuk dirinya. Dia dan bapaknya bekerja mereparasi sepeda onthel pelanggan di teras rumahnya. Istrinya bekerja di sebuah pabrik tidak jauh dari sana. Anak pertamanya, yang masih balita, turut diasuh Jarot sembari mengerjakan servis sepeda.
“Penghasilan saya dari bengkel sepeda ini sangat pas-pasan. Satu bulan bisa memperoleh uang sekitar 300 ribu. Kalau pas lagi ramai mungkin bisa sampai 400 ribu,” ujar Jarot saat ditemui di rumahnya.
Kebutuhan rumah tangga yang besar membuat Jarot tidak lepas dari lilitan hutang. Dia dan sang istri bahu membahu “buka lubang tutup lubang” agar bisa bertahan hidup. Penghasilan istri pun hampir sama dengan Jarot. Jika tidak lembur, biasanya memperoleh 300 ribu. Kalau pabrik sedang banyak lemburan, istri Jarot bisa membawa sekitar 400 ribu.
“Penghasilan dari bengkel sepeda biasanya saya pakai untuk menutup hutang-hutang keluarga. Untuk kebutuhan sehari-hari mengandalkan dari gaji istri,” ungkap lelaki kurus berperawakan tinggi ini.
Berkaca dari situ, Jarot sangat berharap rute tol bisa membelok dan tidak mengenai rumahnya. Dia berharap “keajaiban” yang terjadi pada Pasar Mangu di wilayahnya, juga terjadi padanya.
“Dulunya Pasar Mangu terkena rencana jalur tol. Entah karena sebab apa, tiba-tiba jalurnya membelok sehingga tidak mengenai pasar. Saya berharap tempat saya ini juga demikian,” kata Jarot sembari menghisap rokok filter.
Wajar bila Jarot berharap demikian. Untuk membuka usaha di tempat baru, Jarot merasa memiliki tantangan lebih berat. Dia harus merintis lagi usaha dari awal sekaligus beradaptasi dengan lingkungan.
“Yang bikin tambah berat adalah kehilangan pelanggan. Saya sudah lama membuka bengkel sepeda di Ngesrep. Pelanggan saya juga banyak. Kalau saya pindah, mereka bisa tidak menjadi pelanggan lagi,” ujar Jarot cemas. ”Belum tentu di tempat baru nanti keahlian saya laku bagi warga sekitar,” Jarot menambahkan.
Jarot menilai, pembangunan jalan tol ini penuh ketidakadilan. Jalan yang diklaim bebas hambatan ini, menurutnya, akan dinikmati oleh orang mampu yang memiliki kendaraan roda empat saja. Orang kecil seperti dia, tidak bisa berharap banyak bisa memanfaatkan jalan tol. Apalagi untuk masuk tol pun harus membayar.
“Jika masyarakat sekitar jalan tol tidak memperkuat perekonomiannya, maka aktivitas ekonomi mereka bisa mati. Tol yang melewati Ngesrep ini rencananya dibuat jalan layang. Tentu saja tidak ada interaksi ekonomi antara pengguna tol dengan warga sekitar. Maka jika tidak diantisipasi, perekonomian warga bisa mati,” Jarot menjelaskan.
Namun Jarot bersiap diri bila memang harus menemui pilihan terburuk untuk pindah. Dia mensyaratkan agar nilai ganti rugi sesuai dengan nilai tanah dan bangunan yang dimilikinya, syukur-syukur lebih. Tanah Jarot seluas 156 meter persegi. Dia berharap per meter minimal dihargai Rp 500 ribu.
“Transaksi jual beli tanah yang terakhir pernah terjadi di sini, per meter sudah mencapai 500 ribu. Kalau bisa tempat saya dihargai dua kali lipatnya. Karena saya pernah dari korban tol juga, jika dia mendapat ganti rugi dua kali lipat dari nilai pasar,” pungkas Jarot penuh harap.
Wisata Pemerahan Susu Sapi Desa Cepogo: Menunggu Keseriusan Pemkab Boyolali
-->
Memanfaatkan Keunggulan Lokasi
Gejolak ekonomi akhir-akhir ini memaksa sebagian besar masyarakat Indonesia harus pintar memilih dan memilah kebutuhan hidup. Atau dengan kata lain tahu mana yang prioritas, mana yang bisa ditunda. Alhasil, beberapa kegemaran pun terpaksa dihentikan dulu. Misal hobi memelihara ikan hias. Maklum, ikan hias bisa dibilang kebutuhan tersier, yang tidak harus dipenuhi.
Praktis, turunnya minat memelihara ikan hias turut mempengaruhi pasaran ikan hias. Tak jarang ada pengusaha yang harus banting stir ke usaha lain setelah ikan hias tak lagi menjanjikan. Bagi yang ingin bertahan, strategi dan kiat-kiat jitu diperlukan agar tak merugi, apalagi gulung tikar.
Hanya saja, pendapat umum pasaran ikan hias sedang suram dibantah Wahono, Manager Pro Shop “She Look Red.” Menurutnya, Solo masih berpotensi untuk pasaran ikan hias mengingat banyak kolektor yang memiliki daya beli bagus. Dia melihat sudah mulai banyak kolektor yang mencoba membeli ikan arwana sebagai koleksinya
.
Kebanyakan mereka meyakini arwana bisa mendatangkan rezeki dan menolak bala. Jadi kalau ada keluarga yang kena musibah, yang mati adalah arwananya. “Jadi keluarga terbebas dari ancaman musibah jika memelihara arwana. Begitu kepercayaan yang ada tentang arwana,” jelas Wahono tentang alasan sebagian besar pembelinya memilih arwana.
Wahono menjual berbagai ukuran arwana, dari 15-17 cm yang dihargai Rp 5 juta hingga yang 20-25 cm yang dibanderol Rp 6,5 juta. “Ada juga ukuran yang lebih besar, harganya sekitar Rp 15 juta-Rp 20 juta,” katanya yang hanya menjual jenis super red. Dalam sebulan, tokonya rata-rata mampu menjual 10 ekor arwana ukuran kecil. Seluruh arwana kiriman dari Jakarta dengan pembibitan di Pontianak.
Meski menganggap pasaran arwana relatif stabil, dia tetap menerapkan jurus khusus untuk bersaing dengan toko sejenis. “Kami mengkhususkan menjual arwana super red. Setiap arwana super red di tempat kami dipasangi semacam identitas khusus yang ditanam di dalam tubuh ikan agar ikan mudah dikenali seumpama hilang atau dicuri,” ujarnya. Media promosi pun juga dilirik. Untuk lokal, Wahono menggunakan brosur dan iklan di media setempat. Namun, “Kami juga dibantu pemasok dari Jakarta untuk iklan skala nasional,” tuturnya. Dia sendiri menyebut promosi arwana malah lebih gencar di Malaysia dan Singapura. “Padahal arwana asli Indonesia,” tambahnya.
Strategi lain penjual ikan hias adalah dengan bersama-sama membentuk kelompok penjualan sesama ikan hias yang berdekatan. Seperti yang terlihat di Pasar Gedhe Solo. Ada los khusus sebagai sentra pembelian ikan hias. Sehingga pembeli pun tak perlu repot untuk mencari barang yang sesuai keinginan dan kantong. “Memang kalau bareng-bareng kayak gini keuntungannya sudah dikenal sebagai sentra ikan hias. Meski juga harus bersaing dengan toko lainnya,” jelas Asih, salah satu penjual ikan hias di Pasar Gedhe.
Dia mengatakan dari berbagai jenis ikan yang dijual; arwana, koi, dan ikan kecil-kecil, yang paling laku arwana. “Saya menjual arwana silver Brasil Rp 150 ribu. Kalau yang kecil-kecil antara Rp 5.000 hingga Rp 35 ribu,” tuturnya. Asih juga merasa tidak memerlukan media promosi apapun. Biar bagaimanapun, menurutnya, sudah banyak yang tahu jika sentra ikan hias di Solo ada di Pasar Gedhe.
Ria, karyawan Solo Akuarium yang berlokasi di lantai 2 sentra ikan hias Pasar Gedhe menuturkan untuk menarik pembeli, dia mengunggulkan proses karantina yang dijalani ikan hias di tokonya sebelum dilepas ke pasaran. “Sehingga ikan yang dijual benar-benar dalam keadaan sehat. Di sini jarang ada ikan yang mati. Paling cuma beberapa saja,” klaimnya.
Dia menjual berbagai jenis ikan air tawar dan air laut yang semuanya untuk ditempatkan di akuarium. Untuk yang paling laku, ikan arwana dan koi masih terdepan. Arwana silver Brasil yang kecil sekitar Rp 100 ribuan. “Kalau super red untuk yang kecil saja bisa jutaan rupiah. Kalau ikan koi harganya bervariasi mulai dari Rp 10 ribu, Rp 20 ribu, bahkan 35 ribu. Tergantung besar kecilnya juga,” terangnya.
Dalam sehari, Solo Akuarium mampu menjual tujuh ekor arwana kategori biasa. Untuk super red, Ria tidak bisa memastikan. “Yang jelas keberadaan Pasar Gedhe memberi keuntungan tersendiri. Sekalipun mungkin banyak penjual di luar sana, tidak terlalu mempengaruji penjualan di tempat kami. Barangkali konsumen tahu kalau Pasar Gedhe jadi tempat rujukan, jadi banyak dari mereka yang memilih ke sini,” katanya.