Pertanyaan tentang bisnis berprospek cerah sering ditanyakan pelaku maupun calon pelaku bisnis menjelang awal tahun. Para pakar keuangan disibukkan menjawab pertanyaan yang sama dan berulang setiap tahun. Tak terkecuali Safir Senduk, perencana keuangan, turut menjadi rujukan bertanya tentang masalah ini.
“Bisnis apa saja bisa dilakukan. Namun yang paling penting dalam bisnis adalah berpromosi dan meningkatkan omset. Promosi akan mampu meningkatkan omset bisnis,” ujar Safir Senduk.
Uya Kuya tidak meragukan hubungan antara promosi dengan kenaikan omset. Artis yang hobi berbisnis ini merasakan efek signifikan terhadap promosi yang dilakukannya dalam mendorong transaksi bisnis yang positif.
“Dulu waktu awal membuka bisnis, saya menghabiskan dana untuk leaflet saja sebesar 15 juta. Saya titipkan leaflet tersebut ke loper koran untuk dimasukkan ke dalam koran yang dikirim ke pelanggan. Saya masih keluarkan uang untuk uang lelah loper tersebut. Efeknya sangat terasa. Setelah pagi melakukan promosi, siangnya banyak orang berdatangan,” tutur Uya yang memiliki bisnis pisang goreng, siomay, dan showroom itu. “Saya berpromosi di sekitar tempat usaha untuk mengawali mencari konsumen,” lanjutnya.
Namun bukan bisnis bila tidak ada risiko. Uya pun pernah merasakan kegagalan di awal usahanya membuat bisnis makanan.
“Di awal perjalanan usaha, namanya bisnis makanan, jika tidak laku maka makanan dimakan sendiri. Namun setelah tiga bulan, bisnis makanan saya mulai menampakkan hasill,” ujar Uya.
Jadi bisnis apa yang cukup prospek di tahun 2009? Jawabannya adalah bagaimana sang pelaku usaha melakukan yang terbaik untuk bisnisnya. Berpromosi turut menjadi bagian tidak terpisahkan dalam berbisnis. (TvOne/LipOne)
“Bisnis apa saja bisa dilakukan. Namun yang paling penting dalam bisnis adalah berpromosi dan meningkatkan omset. Promosi akan mampu meningkatkan omset bisnis,” ujar Safir Senduk.
Uya Kuya tidak meragukan hubungan antara promosi dengan kenaikan omset. Artis yang hobi berbisnis ini merasakan efek signifikan terhadap promosi yang dilakukannya dalam mendorong transaksi bisnis yang positif.
“Dulu waktu awal membuka bisnis, saya menghabiskan dana untuk leaflet saja sebesar 15 juta. Saya titipkan leaflet tersebut ke loper koran untuk dimasukkan ke dalam koran yang dikirim ke pelanggan. Saya masih keluarkan uang untuk uang lelah loper tersebut. Efeknya sangat terasa. Setelah pagi melakukan promosi, siangnya banyak orang berdatangan,” tutur Uya yang memiliki bisnis pisang goreng, siomay, dan showroom itu. “Saya berpromosi di sekitar tempat usaha untuk mengawali mencari konsumen,” lanjutnya.
Namun bukan bisnis bila tidak ada risiko. Uya pun pernah merasakan kegagalan di awal usahanya membuat bisnis makanan.
“Di awal perjalanan usaha, namanya bisnis makanan, jika tidak laku maka makanan dimakan sendiri. Namun setelah tiga bulan, bisnis makanan saya mulai menampakkan hasill,” ujar Uya.
Jadi bisnis apa yang cukup prospek di tahun 2009? Jawabannya adalah bagaimana sang pelaku usaha melakukan yang terbaik untuk bisnisnya. Berpromosi turut menjadi bagian tidak terpisahkan dalam berbisnis. (TvOne/LipOne)